Di Indonesia khususnya di Jawa pada bulan Ruwah ( kalender Jawa )
ada tradisi yang dinamakan Ruwatan. Bentuk –bentuk Ruwatan ini dapat
berupa bersih Desa ,Ruwah desa atau lainnya. Di Sidoarjo tepatnya di
Ds. Balongdowo Kec. Candi ada tradisi masyarakat yang dilakukan setiap
bulan Ruwah pada saat bulan purnama. Pada th. 1994 tradisi tersebut
jatuh pada tanggal 21 Januari.
Tradisi tersebut dinamakan Nyadran, Nyadran ini merupakan adat bagi
para nelayan kupang desa Balongdowo sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk kegiatan Nyadran berupa Pesta peragaan cara
mrngambil kupang di tengah laut selat Madura. Berbeda dengan cara Petik
laut di Banyuwangi,larungan di Blitar atau Labunan di Malang, maka
Nyadran di Sidoarjo mempunyai ciri khas tersendiri. Kegiatan Nyadran
dilakukan oleh masyarakat Balongdowo yang mata pencaharian sebagai
nelayan kupang, pada siang harinya sangat disibukkan dengan kegiatan
persiapan pesta upacara meski puncak acaranya pada tengah malam.
Laki-laki, Perempuan besar kecil semuanya melakukan kegiatan sesuai
tugas masing-masing, ada yang menghias perahu,memasang sound system dan
sebagainya. Khususnya ibu-ibu melakukan kegiatan menyiapkan makanan yang
akan dibawa ke pesta upacara Nyadran di selat Madura ( pantai timur
Sidoarjo ) serta menyiapkan sajen . Sajen yang disiapkan berupa ayam
panggang , nasi dan pisang serta kue dimasukkan dalam tomblok. Kegiatan
persiapan ini berlangsung sampai sore hari dilanjutkan kenduri di
masing-masing rumah para nelayan kupang.
Pada malam hari disepanjang jalan dan tepian sungai desa balongdowo
suasananya sangat ramai dipenuhi oleh masyarakat dan pedagang kaki lima
baik dari penduduk setempat maupun diluar Kec. Candi, sehingga
kedengaran hiruk pikuk dibarengi para remaja berjoget diatas perahu.
Uniknya meski hujan mengguyur mulai sore hari tidak menjadi
penghalang bagi para pengunjung bahkan semakin malam semakin berdesakan
untuk menyaksikan pemberangkatan iring-iringan perahu menuju ke pesta
Nyadran di laut Selat Madura. Pemberangkatan bergantung pada keadaan air
sungai. Sekitar pukul 02.00 WIB. Saat air laut surut, iring-iringan
perahu mulai berangkat . Jumlah perahu yang mengikuti Nyadran th. 1994
sekitar 50 perahu.
Perjalanan dimulai dari Balongdowo Kec, Candi menempuh jarak 12 Km.
Menuju dusun Kepetingan Ds. Sawohan Kec. Buduran. Suasana perjalanan
menyenangkan walau dinginnya malam menusuk tulang disertai guyuran
hujan. Hanya lampu-lampu petromak dalam perahu dan sorotan lampu senter
sebagai tepunjuk jalan. Dalam suasana tersebut tidak henti-hentinya
anak-anak muda berjoget diatas perahu seakan tak merasakan dinginnya
malam.
Perjalanan ini melewati sungai desa Balongdowo, Klurak kali pecabean, Kedung peluk dan Kepetingan ( Sawohan ).
Masyarakat berdesak ditepian Bandar kali Balongdowo untuk menyambut pemberangkatan iring-iringan perahu dengan antusias dan meriah. Ini menunjukkan bahwa nyadran mendapat simpati perhatian dari masyarakat Kec. Candi khususnya, masyarakat. Ds. Balongdowo dan sekitarnya.
Masyarakat berdesak ditepian Bandar kali Balongdowo untuk menyambut pemberangkatan iring-iringan perahu dengan antusias dan meriah. Ini menunjukkan bahwa nyadran mendapat simpati perhatian dari masyarakat Kec. Candi khususnya, masyarakat. Ds. Balongdowo dan sekitarnya.
Ketika iring-iringan perahu sampai di muara kali Pecabean perahu yang
ditumpangi anak balita membuang seekor ayam. Konon menurut cerita
dahulu ada orang yang mengikuti acara Nyadran dengan membawa anak kecil
dan anak kecil tersebut kesurupan. Oleh karena itu untuk menghindari
hal tersebut masyarakat Balongdowo percaya bahwa dengan membuang seekor
ayam yang masih hidup ke kali Pecabean maka anak kecil yang mengikuti
nyadran akan terhindar dari kesurupan/malapetaka. Sekitarpukul. 04.30
WIB. Peserta iring-iringan perahu tiba di dusun Kepetingan Ds. Sawohan .
Rombongan peserta nyadran langsung menuju makam dewi Sekardadu untuk
mengadakan makan bersama. Sambil menunggu fajar tiba, peserta nyadran
tersebut berziarah, bersedekah, dan berdoa di makam tersebut agar berkah
terus mengalir. Menurut cerita rakyat Balongdowo Dewi sekardadu itu
putri dari Raja Blambangan yang bernama Minak Sembuyu yang pada waktu
meninggalnya dikelilingi “ ikan kepiting “ itulah sebab mengapa dusun
tersebut dinamakan Kepetingan. Tetapi orang-orang sering menyebut Dusun
Ketingan.
Setelah dari makam Dewi Sekardadu, sekitar pukul 07.00WIB.
Perahu-perahu itu menuju selat Madura yang berjarak sekitar 3 Km.
Perjalanan cukup menarik bagi masyarakat yang belum pernah mengikuti
pesta nyadran sebab disisi kiri dan kanan perahu dipenuhi dengan
tumbuhan bakau yang dihiasi panorama terbitnya sinar Matahari . Sering
kali dijumpai burung bangau beterbangan terusik oleh deru mesin
perahu. Tidak dibayangkan sebelummya kedalaman pantai timur Sidoarjo
ternyata cukup dangkal sehingga anak-anakpun dapat turun kelaut untuk
sekedar mandi atau ikut mencoba mencari kupang.
Suasana lain yang menambah semaraknya peragaan cara maengambil kupang
adalah anak-anak muda yang dengan perahunya berputar – putar sambil
berjoget seakan-akan tidak merasa lelah. Bagi ibu-ibu dan anak kecil
dengan lahapnya menyantap bekal yang telah disiapkan dari rumah sambil
melihat remaja-remaja berjoget dan orang-orang berperahu ke laut dengan
disertai hembusan angin laut.
Cukup mengesankan jika dilihat dari kejauhan berpuluh puluh perahu
warna warni hilir mudik di tengah laut, tidak seorangpun tampak susah
semua bergembira, berjoget, berpesta dan makan –makan bersama
diatasperahu. Itulah yang oleh masyarakat Balongdowo dinamakan Nyadran.
Sekitar pukul 10.00 WIB. iring-iringan perahu tersebut mulai
meninggalkan selat Madura. Kemudian mereka kembali ke Ds Balongdowo.
Sepanjang Perjalan pulang ternyata banyak masyarakat berjajar di tepi
sungai menyambut iring-iringan perahu tiba. Mereka minta berkat/makanan
yang dibawa oleh peserta nyadran dengan harapan agar mendapat berkah.
Mengikuti pesta nyadran ternyata cukup menyenangkan dan mengesankan,
banyak kegiatan dari nyadran ini dapat dikembang kan sebagai obyek
pariwisata di Kab. Sidoarjo. Misalnya saja proses pembuangan ayam,
Ziarah ke makam Dewi Sekardadu, pemandangan hutan bakau dan mandi di
tengah laut sambil mencari kupang.
Sebenarnya ada satu proses dari pesta nyadran ini yaitu “ Melarung
tumpeng “ Proses ini dilakukan di muara /Clangap ( pertemuan antara
sungai Balongdowo, sungai Candi, dan sungai Sidoarjo ) Proses ini
diadakan bila ada pesta Nyadran atau nelayan kupang yang mempunyai nadar
/kaul. Potensi wisata ini bila dikembangkan dan dikemas dengan baik
bukan tidak mungkin akan dapat menambah pendapatan asli daerah. Bila hal
ini dapat terwujut maka ini merupakan obyek wisata bahari pertama di
Sidoarjo.
copyright : http://pariwisata.sidoarjokab.go.id/pesta_nyadran.php
copyright : http://pariwisata.sidoarjokab.go.id/pesta_nyadran.php
Superb information. Thanks for sharing. I am a quickbooks user and sometimes face issues using the software. The information shared by you proved to be really useful for me.
contact QuickBooks
nice post.
quickbooks customer care
We are Assistance for All, the most popular and highly trusted Google Chrome support agency operating in the country. Dial 1-844-249-4536 and get authentic solutions to Chrome related issues from our qualified engineer.